Koneksi Antar materi Pengambilan Keputusan

 

Koneksi Antar materi Pengambilan Keputusan

Oleh:

Agus Supriyanto, S.Pd, M.Kom

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarso sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ing ngarsa sung tulodho bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah dalam aktifitasnya dapat memberikan contoh kepada murid. Ing madya mangun karsa adalah sebagai guru yang menjadi pimpinan pembelajaran bagaimana guru menumbuhkan usaha murid untuk mengambil keputusan atas situasi yang dihadapinya. Sedangkan tut wuri handayani bagaimana seorang guru sebagai pimpinan pembelajaran dapat memberikan motivasi kepada murid agar dapat menarik keputusan yang sesuai.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter, perilaku dan membimbing dalam kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah bujukan moral atau dilema etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Dalam mengambil keputusan perlu memperhatikan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh guru. Guru yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, akan mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan moral dan hukum. Nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh guru juga mempengaruhi keputusan yang diambil dalam situasi dilema etika. Pengambilan keputusan yang dilakukan akan mempertimbangkan etika profesi, nilai-nilai yang diyakini, dampak dan perasaan yang terjadi jika keputusan yang diambil diketahui oleh masyarakat luas, dan pertimbangan dari idola/panutan.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam kasus dilema etika, pada dasarnya apapun keputusan yang kita ambil dapat dibenarkan secara moral. Akan tetapi perlu memperhatikan prinsi-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Kita harus berfikir hasil akhir dari keputusan kita yang sesuai dengan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking), kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (berpikir berbasis peraturan-rule based thinking) serta kita harus menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sesuai dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking).

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sebagai seorang pendidik, saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena sebelumnya kita sering menemukan dilema namun kita belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan mengambil sebuah keputusan dengan tepat, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul 3.1 ini maka ketika kita mengambil keputusan harus memperhatikan beberapa hal penting terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan yang kita ambil akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam belajar Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang.

Keputusan yang diambil dengan memerdekakan murid dalam pembelajaran adalah keputusan yang tepat. Memerdekakan murid dalam belajar akan mengasah potensi murid dengan optimal sehingga menjadi pembelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, kritis, dan kreatif. Memerdekakan murid dalam belajar juga akan menyiapkan murid menjadi pribadi yang selamat dan bahagia. Dengan memerdekakan murid belajar, murid akan mengekspresikan diri dengan bebas dan mengoptimalkan pengembangan potensinya. Murid juga akan belajar melakukan pengambilan keputusan. Keputusan-keputusan yang diambil oleh murid akan bersumber pada minat, pemahaman dan pengalaman belajarnya, tanpa paksaan dari pihak luar.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan-keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah, terutama bagi murid. Pendidik adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Ø  Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan yang begitu hati-hati yang bertujuan menciptakan situasi yang membuat semua komunitas sekolah mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Ø  Nilai-nilai seorang guru seperti mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak pada murid akan mendukung dan memperkuat seorang guru dalam pengambilan keputusan yang bijaksana sebagai pemimpin pembelajaran.

Ø  Proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam komunitas sekolah, akan mampu menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman, yang merupakan perwujudan dari Visi dan Misi sekolah sekaligus akan menciptakan Budaya Positif di sekolah.

Ø  Pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan salah cara memfasilitasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda akan dapat di terapkan dengan keputusan yang tepat yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran.

Ø  Guru sebagai pemimpin pembelajaran juga harus mampu memutuskan kapan dan teknik apa yang harus dilakukan pada murid sehubungan dengan Pembelajaran Social Emosional yang bertujuan untuk mengelola emosi dan melatih murid membuat keputusan yang bertanggungjawab.

Ø  Dengan adanya pengetahuan tentang tahap-tahap pengambilan keputusan seperti penentuan paradigma, penentuan prinsip serta 9 Langkah pengujian, maka diharapkan guru sebagai coach akan semakin matang dan terarah dalam membantu coachee untuk mencari solusi terhadap masalahnya sendiri pada kegiatan coaching.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai, Peran, visi Guru Penggerak dan Budaya Positif

Quran tentang Pembentukan Awan dan Hujan