Matematika Alam Semesta

A. Pendahuluan

Matematika merupakan ilmui pengetahuan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Matematika juga merupakan ilmu yang tidak terlepas dari agama. Pandangan ini dengan jelas dapat diketahui kebenarannya dari ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan Matematika, diantaranya adalah ayat-ayat yang berbicara mengenai bilangan, operasi bilangan dan adanya perhitungan. Hal ini terdapat dalam al-Qur’an surat ke-19 dalam Surat Maryam ayat 93-94 yang

Artinya:

93. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.

94. Sesungguhnya Allah Telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.

Menurut Nauval (2005:68), al-Qur’an tidak hanya menyeru pada agama. Dengan tegas al-Qur’an menyeru agar manusia mengadakan studi dalam berbagai jenis ilmu, termasuk Matematika.

Dalam al-Qur’an surat ke-74 (al-Muddatstir) ayat 30-31menyebutkan bahwa:

Artinya:

30. Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga).

31. Dan tiada kami jadikan Penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan Ini (bilangan sembilan belas) sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.

Tidak seperti bilangan yang lain, bilangan sembilan belas (19) hanya disebut sekali dalam al-Qur’an dan tidak jelaskan tafsirannya secara langsung, sehingga memunculkan teka-teki. Teka-teki ini kemudian mengundang para peneliti untuk mengkajinya, sehingga akhirnya ditemukan keunikan atau keajaiban dalam bilangan sembilan belas 19. keajaiban bilangan ini pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana Mesir yang bernama Rasyad Khalifa dengan bantuan komputer.

Diantara yang berkaitandengan keunikan bilangan sembilan belas (19) tersebut adalah basmalah, yang merupakan permulaan dari tiap-tiap surat dalam al-Qur’an (kecuali surat ke 9, yaitu surat at-Taubah). Oleh karena itu kami tertarik untuk mengkaji tentang keunikan bilangan sembilan belas (19) ini.

Berdasarkan hal tersebut diatas, makalah ini kami beri judul ” Keteraturan Pola pada Teks Basmalah Dalam al-Qur’an ”.

B. Pembahasan Tentang Matematika Alam Semesta

Dalam ensiklopedi Islam terbitan PT. Ichtiyar Baru Van Hoeve, Jakarta, cetakan kedua tahun 1994, kedudukan basmalah dalam al-Qur’an diuraikan secara luas. Berikut kutipannya:

BASMALLAH. Ucapan Bismi Allah ar-Rahman ar-Rahim ini bisa disingkat dengan ”bismillah”. Dalam al-Qur’an terdapat 114 basmalah, 113 terdapat di awal setiap surat dan satu berada di tengan surat an-Naml (ayat 30). Ada satu surat yang tidak dimulai dengan basmalah yaitu surat at-Taubah. Para ulama sepakat bahwa basmalah yang ada dalam surat an-Naml termasuk ayat al-Qur’an. Tetapi mereka berbeda pendapat tentang kedudukan basmalah yang di awal surat al-Fatihah dan awal setiap surat.

Pada garis besarnya, perbedaan pendapat tersebut adalah sebagai berikut;

1. Madzhab Imam Maliki berpendapat bahwa basmalah tidak termasuk ayat dalam al-Fatihah dan surat-surat lainnya, tetapi termasuk salah satu ayat dari surat an-Naml.

2. Madzhab Imam Hanafi berpendapat bahwa basmalah itu termasuk ayat yang sempurna dari al-Qur’an yang diturunkan untuk memisahkan antara satu surah dengan surah yang lainnya. Tetapi tidak termasuk ayat dalam surat al-Fatihah.

3. Madzhab Imam Syafi’i berpendapat bahwa basmalah termasuk ayat dari surat al-Fatihah dan termasuk ayat dari setiap surat. (Khalifah, 2003:45).

Berikut ini akan disajikan beberapa keterangan pola yang berkaitan dengan basmalah yang disebut dengan struktur bilangan sembilan belas (19).

Keteraturan Pola Bilangan Sembilan Belas (19) Dalam Basmalah

Pola 1 (satu)

Bacaan teks bismillahirrahmanirrahim atau yang biasa disebut basmalah terdiri dari (19) sembilan belas huruf hijaiyyah. Yaitu 19 habis dibagi 19 karena 19 = 19 X 1.

Tabel 2.1

Huruf-huruf Hijaiyyah Pembentuk Teks Basmalah

NO

HURUF HIJAIYYAH

1

ب

2

س

3

Ù…

4

ا

5

Ù„

6

Ù„

7

هـ

8

ا

9

Ù„

10

ر

11

Ø­

12

Ù…

13

Ù†

14

ا

15

Ù„

16

ر

17

Ø­

18

ÙŠ

19

Ù…

Pola 2 (dua)

Teks basmalah terdiri dari 10 huruf yang berbeda, yaitu; ب, س, م, ا, ل, هـ, ر, ح, ي, ن

Dengan memperhatikan pola 1, dimana teks basmalah terdiri dari 19 huruf, maka hal ini berhubungan dengan jumlah dari huruf ke-1 sampai ke-19, yaitu 1+2+4+…+19 = 120.

190 habis dibagi 19 karena 190 = 19 X 10.

Pola 3 (tiga)

Kata ”basmalah” (tanpa diikuti kata ar-Rahman dan ar-Rahim) dalam ayat al-Qur’an disebut sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada surat al-Fatihah (1) ayat 1,

1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].

Surat Huud (11) ayat 41

41. Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.” Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan Surat an-Naml (27) ayat 30.

30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

jika bilangan diatas dijumlahkan, maka 3 + (1 + 1) + (11 + 41) + (27 + 30) = 114

114 ini akan habis jika dibagi 19, karena 114 = 19 X 6

Pola 4 (empat)

Bacaan basmalah dalam al-Qur’an ditamukan sebanyak 114 kali, dengan perincian 112 surat sebagai pembuka surat (kecuali surat (1) al-Fatihah) karena basmalah dianggap termasuk ayat dan surat al-Taubah (9) karena tidak diawali dengan bacaan basmalah, dan 2 surat termasuk ayat / surat al-Fatihah (1) ayat 1 dan surat an-Naml (27) ayat 30.

114 habis dibagi 19 karena 114 = 19 X 6

Pola 5 (lima)

Seperti dijelaskan diatas pada pola 1 dan 2, surat at-Taubah (9) tidak diawali dengan basmalah. Sedang pada surat an-Naml (27), terdapat 2 basmalah, yaitupada permulaan surat dan pada ayat ke-30, sehingga basmalah dalam al-Qur’an tetap berjumlah 114. ada sebuah pola menarik dari 2 hal ini. Bila dihitung dari surat ke-9, maka surat ke-27 merupakan surat ke-19. dengan kata lain, tepat ada 19 surat dari surat ke-9 hingga surat ke-27.

Tabel 2.2

Nama-Nama Surat Dari Surat Ke-9 Sampai Surat Ke-27

NO

NOMOR SURAT

NAMA SURAT

1

9

At-Taubah

2

10

Yunus

3

11

Huud

4

12

Yusuf

5

13

Ar-Ra’d

6

14

Ibrahim

7

15

Al-Hijr

8

16

An-Naml

9

17

Al-Isra’

0

18

Al-Kahfi

1

19

Maryam

2

20

Thaha

3

21

Al-Anbiya’

4

22

Al-Hajj

5

23

Al-Mukminun

6

24

An-Nur

7

25

Al-Furqan

8

26

Asy-Syu’ara

9

27

An-Naml

JUMLAH

342

Pola 6 (enam)

Pola 5 (lima) menurunkan pola menarik berikutnya. Jika nomor surat dari 9 hingga ke-27 dijumlahkan, maka diperoleh 9 + 10 + 11 + …….+ 27 = 342. Bilangan 342 ini habis dibagi 19 karena 342 = 19 X 18.

Yang menarik dari perhitungan ini adalah adanya bilangan 9, 27, (2 + 7) = 9, kemudian 342 (3 + 4 + 2 = 9) dan 18 (1 + 8 = 9).

Posisi surat ke-18 tepat berada ditengah. Perhatikan barisan berikut. 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27.

Pola 7 (tujuh)

Dalam pola 12 disebutkan bahwa bacaan basmalah juga disebutkan dalam surat 27 (an-Naml) ayat 30.

Artinya:

30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Jika nomor surat dan nomor ayat dijumlahkan, maka akan diperoleh 27 + 30 = 57. Bilangan 57 ini habis dibagi 19 karena 57 = 19 X 3

Pola 8 (delapan)

Jumlah kata dari awal surat an-Naml hingga ayat ke-29 (ayat ke-30 adalah ayat dimana disebutkan basmalah sebagai ayat dari surat an-Naml ini) adalah 342 kata.

342 habis dibagi 19 karena 342 = 19 X 18

Pola 9 (sembilan)

Jumlah ayat dari surat pertama dalam al-Qur’an, yaitu al-Fatihah ada 7. Dalam basmalah tidak dimasukkan dalam hitungan ayat pada permulaan surat-surat lain. Jika 7 ini dikurangi 1 ayat (basmalahnya), dan dikalikan 19, maka hasilnya adalah 114, sebuah jumlah yang sama dengan jumlah seluruh surat dalam al-Qur’an.

114 habis dibagi 19 karena 114 = 19 X 6

Pola 10 (sepuluh)

Jumlah ayat dari surat terakhir dalam al-Qur’an, yaitu an-Nash, ada 6 ayat. Jika dikalikan 19, maka hasilnya adalah 114. ternyata pola 9 dan 10 ini saling berhubungan antara basmalah dengan pembuka al-Qur’an (al-Fatihah) dan penutup al-Qur’an (an-Nash).

114 = 19 X 6

Keistimewaan Bilangan 1 Dan 9, Sebagai Penyusun Bilangan 19

Bilangan 19 tersusun dari bilangan 1 dan 9. bilangan 1 dan 9 ini memiliki keitimewaan yang tidak dimiliki oleh bilangan lainnya.

Keistimewaan bilangan 1 adalah bahwa semua bilangan asli yang lain berasal dari bilangan 1. Sebagai contoh:

2 = 1 + 1

5 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1

17 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1

Bilangan 1 tidak disebut bilangan prima maupun komposit, karena hanya memiliki 1 faktor atau pembagi, yaitu dirinya sendiri.

Bilangan 1 jika dipangkatkan berapapun, mkaa hasilnya akan selalu sama dengan 1. Sebagai contoh:

1 1 = 1

1 19 = 1

1 114 = 1

1 1000 = 1

Bilangan 1 jika dikalikan berapapun, maka hasilnya akan selalu sama dengan bilangan itu sendiri. Sebagai contoh:

1 X 1 = 1

114 X 1 = 114

276 X 1 = 276

10003456 X 1 = 10003456

Sedangkan keistimewaan bilangan 9 adalah:

Jumlah digit hasil kali bilangan berapapun dengan bilangan 9 akan selalu sama dengan 9. Sebagai contoh:

2 X 9 = 81, 8 + 1 = 9

453 X 9 = 4077, 4 + 0 + 7 + 7 = 18, 1 + 8 = 9

21584 X 9 = 194256, 1 + 9 + 4 + 2 + 5 + 6 = 27, 2 + 7 = 9

Jumlah digit dari bilangan berapapun yang dipangkatkan bilangan berapapun akan selalu sama dengan 9. Sebagai contoh:

9 1 = 9

9 2 = 81, 8 + 1 = 9

9 3 = 729, 7 + 2 + 9 = 18, 1 + 8 = 9

9 4 = 6561, 6 + 5 + 6 + 1 = 18, 1 + 8 = 9

9 5 = 59049, 5 + 9 + 0 + 4 + 9 = 27, 2 + 7 = 9

Taken From: Ellok RW.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai, Peran, visi Guru Penggerak dan Budaya Positif

Quran tentang Pembentukan Awan dan Hujan

Koneksi Antar materi Pengambilan Keputusan